Second Shot.
Hi! Setelah pergulatan hati dan jari yang cukup panjang, akhirnya aku post notes ini. Sejak saat itu, aku berjanji untuk ga menghubunginya lagi. Tapi aku gagal, kalah dengan hati yang selalu menanyakan keadaannya. Hanya butuh beberapa menit setelah deklarasi perjanjian antara hati dengan pikiran, tanganku pun langsung mengambil telepon seluler yang berada sepelemparan batu, dan voila, "Hi!" pun terkirim ke seberang sana. Butuh waktu beberapa saat untuk menunggu balasan darinya, sambil tetap berprasangka baik bahwa chat ini akan dibalas, meskipun status nya sedang online. Waktu yang ditunggu akhirnya tiba, dan kita berbalas pesan, yang meskipun terlihat canggung, tetapi menurutku cukup menghibur. Waktu berjalan, dan tiba saatnya untuk menghapus satu persatu pesan darimu. Sengaja selalu kusisakan beberapa, untuk pengingat diriku yang pernah singgah di hatimu. Beberapa hari kemudian, ada beberapa hal yang mengganjal. Ketika tahu kamu bisa membuat ilustrasi, pernah kutany...