First Comer, First Comments

Hi!
Setelah posting an yang pertama (setelah beberapa lama), ternyata banyak masukan yang dilontarkan oleh beberapa pembaca yang udah aku share blog ini (karena dicari di google ga ketemu hahaha). Let see what I've got!

Pertama, "hmm", cuman itu aja komentar dari salah satu selebtwit terkemuka di Surabaya (halah). Dan karena dia juga penulis salah satu novel yang pernah best seller di zamannya, aku akhirnya bingung sendiri, ini orang komennya apa ya. Kalau mau nyindir tulisanku jelek, ya bilang lah. Daripada bengong? Bingung akutu. Hahaha.

Kedua, ini komentar dari temen deket, "kok tumben tulisanmu jarang ada bahasa Inggrisnya? Biasanya kan tulisanmu susah dicerna orang awam yang bahasa Inggrisnya carut marut". (Fyi, sebelum disautin anak jaksel, gua bilangin dulu, gua lebih dulu pakai tulisan campur aduk ala elu elu pada yak, hahaha). Baik, ada beberapa alasan kenapa aku nulisnya meminimalisir penggunaan bahasa ibu (Jawa) maupun bahasa asing, terutama bahasa Inggris (karena bahasa asing yang kupahami cuman bahasa Inggris ini, haha). Karena aku pingin belajar menulis menggunakan bahasa Indonesia, meskipun belum baik dan benar, dan ternyata susah hahaha. Kemarin pada saat nulis posting an pertama itu, banyak bahasa Inggrisnya, dan beberapa slang yang umum digunakan di bahasa tersebut. Tapi pada akhirnya, setelah melalui beberapa penyuntingan dan pemilihan kata, ketemu lah padanan kata di bahasa Indonesia, meskipun kalau dibaca jadi sedikit agak "aneh". Semoga di tulisan berikutnya bisa sedikit lebih "halus" dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar, tanpa menghilangkan bahasa asing.
Dan ini ada satu alasan lagi kenapa aku ga memakai bahasa asing. Karena lama ga diasah (hampir 2 tahunan ga pernah berhubungan dengan foreigners, dan juga sudah lama tidak pernah menulis lagi), akhirnya bahasa Inggrisku kocar kacir hahaha. Ini membuktikan bahwa semua hal itu bisa dilakukan, termasuk belajar berbahasa Inggris, tinggal kitanya aja bisa memanfaatkan situasi dan kondisi atau enggak.

Ketiga, gimana sih caramu menulis? Apakah bikin kerangka tulisan dulu, apa mengalir begitu saja? Terus, apakah pada saat penyuntingan tulisanmu ini, kamu melakukan pick and drop, untuk mengurutkan tulisannya? Pertanyaan ini diajukan oleh teman sekantor, salah satu alumni Sastra Inggris di salah satu universitas Islam di Malang. Nah, ini jawabannya sebenernya mudah, cuman aku sendiri ga yakin, kok bisa ngelakuin hal ini hahaha. Bisa dibilang, aku hampir ga pernah bikin kerangka tulisan. Nulis ya nulis aja, perkara cocok ga cocok, urusan belakangan. Dulu pernah bikin tulisan yang "kaku" (sorry to say wkwk), coba dari awal, bikin judulnya apa, mau membahas apa, bikin kerangka tulisan dulu, isinya harus mencakup apa aja, nanti di akhir tulisan harus sesuai dengan apa yang ditulis di awal tulisan, and so on. Belum ada setengah jalan, udah mogok duluan akunya hahaha. Ditengah-tengah udah bingung, mau nulis apaan, ngeblank, dan akhirnya berhenti di tengah jalan. Sejak itu, kalau mau nulis, ya nulis aja. Lagi pengen bikin tulisan, ya bikin aja. Gitu aja kok repot, kata Almarhum Gus Dur.

Keempat, ini ga ada pertanyaan, hanya sebuah show off dari orang di nomor tiga tadi. Mentang-mentang alumni Sastra Inggris, dia pernah bikin tulisan tentang perjalanan ke suatu tempat, menggunakan bahasa Inggris, full! Diperlihatkanlah tulisan tersebut ke aku. Aku sih ga membaca tulisan itu secara detail, cuman beberapa aja, dan scroll - scroll sampai mentok di bawah. Ga lihat grammar nya bagus apa enggaknya, ga lihat tulisannya nyambung apa enggak, atau kecacatan tulisannya. Aku cuman bilang ke si anak Sastra Inggris itu, "you'll need translator just to read my next post", dan dia cuman ketawa sampai perutnya sakit. Hmm.

Kelima, ini ada sangkut pautnya sama nomor tiga tadi. Kok bisa ya kamu nulis? Kamu kan "kiri" banget. Hahaha, aku sendiri bingung jawab pertanyaan ini, aku merasa kalau aku emang "kiri" banget, dan susah untuk sedikit ke "kanan" sebenernya. Jujur, aku ga bisa berimajinasi seperti kalian semua, yang bisa membuat segala sesuatu yang terlihat "biasa" menjadi hal yang "menyenangkan". Contoh simpel, aku lebih suka melihat dan memahami gambar teknik, yang notabene penuh dengan kepresisian, daripada melihat gambar abstrak, yang menurutku, jujur, membingungkan hahaha. Aku bisa membuat segi empat sama sisi tanpa penggaris dengan baik, daripada harus membuat lingkaran, bahkan ketika menggunakan template (apa ya padanan bahasa Indonesia nya, belum nemu hahaha). Cuman, entah kenapa kalau menulis aku ga membutuhkan apapun. Ada pemikiran, ada kertas dan pena, sebentar aja udah jadi tulisannya. Jadi, sebenernya aku sendiri juga bingung, aku ini sebenernya "kiri", berimbang, atau malah ke"kanan"? Sampai sekarang masih belum nemu jawaban atas pencarian jati diri ini. Jadi, pertanyaan ini ga bisa ta jawab yaa, hahaha.

Ya, itulah beberapa komentar, saran, kritik, dan masukan yang cukup membangun bagi penulis lugu ini. Semoga kedepannya tulisan di blog ini semakin baik dan benar, berbobot, dan ga cuman berisi curahan hati penulisnya. (btw, yang terakhir aku ga bisa janji ya).

Thanks for reading!

Komentar